Minggu, 31 Juli 2011

Keselamatan Kerja Radiologi

Radiasi yang digunakan di Radiologi di samping bermanfaat untuk membantu menegakkan diagnosa, juga dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi dan masyarakat umum yang berada disekitar sumber radiasi tersebut. Besarnya bahaya radiasi ini ditentukan oleh besarnya radiasi, jarak dari sumber radiasi, dan ada tidaknya pelindung radiasi.

Upaya untuk melindungi pekerja radiasi serta masyarakat umum dari ancaman bahaya radiasi dapat dilakukan dengan cara :


1. Mendesain ruangan radiasi sedemikian rupa sehingga paparan radiasi tidak melebihi batas-batas yang dianggap aman.
2. Melengkapi setiap ruangan radiasi dengan perlengkapan proteksi radiasi yang tepat dalam jumlah yang cukup.
3. Melengkapi setiap pekerja radiasi dan pekerja lainnya yang karena bidang pekerjaannya harus berada di sekitar medan radiasi dengan alat monitor radiasi.
4. Memakai pesawat radiasi yang memenuhi persyaratan keamanan radiasi.
5. Membuat dan melaksankan prosedur bekerja dengan radiasi yang baik dan aman.



1. Desain dan paparan di ruangan radiasi
a. Ukuran Ruangan Radiasi
· Ukuran minimal ruangan radiasi sinar-x adalah panjang 4 meter, lebar 3 meter, tinggi 2,8 meter.
· Ukuran tersebut tidak termasuk ruang operator dan kamar ganti pasien.

b. Tebal Dinding
· Tebal dinding suatu ruangan radiasi sinar-x sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasinya setara dengan penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm.
· Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat jenis 2,35 gr/cc adalah 15 cm.
· Tebal dinding yang terbuat dari bata dengan plester adalah 25 cm.

c. Pintu dan Jendela
· Pintu serta lobang-lobang yang ada di dinding (misal lobang stop kontak, dll) harus diberi penahan-penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal.
· Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang menyala ketika meja kontrol pesawat dihidupkan.


 

· Tujuannya adalah :
ã Untuk membedakan ruangan yang mempunyai paparan bahaya radiasi dengan ruangan yang tidak mempunyai paparan bahaya radiasi.
ã Sebagai indikator peringatan bagi orang lain selain petugas medis untuk tidak memasuki ruangan karena ada bahaya radiasi di dalam ruangan tersebut.
ã Sebagai indikator bahwa di dalam ruangan tersebut ada pesawat rontgen sedang aktif.
ã Diharapkan ruangan pemeriksaan rontgen selalu tertutup rapat untuk mencegah bahaya paparan radiasi terhadap orang lain di sekitar ruangan pemeriksaan rontgen.

· Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari lantai luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2 meter harus diberi penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal dan jendela tersebut harus ditutup ketika penyinaran sedang berlangsung.
· Jendela pengamat di ruang operator harus diberi kaca penahan radiasi minimal setara dengan 2 mm timbal.

d. Paparan Radiasi
· Besarnya paparan radiasi yang masih dianggap aman di ruangan radiasi dan daerah sekitarnya tergantung kepada pengguna ruangan tersebut.
· Untuk ruangan yang digunakan oleh pekerja radiasi besarnya paparan 100 mR/minggu.
· Untuk ruangan yang digunakan oleh selain pekerja radiasi besarnya paparan 10 mR/minggu.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Instalasi Radiodiagnostik


Bekerja pada bagian radiologi haruslah memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi aspek keselamatan dan kesehatan kerja. hal ini disebabkan spesifikasinya yang memungkinkan terjadinya kecelakaan apabila peraturan dan ketelitian tidak menjadi etos kerja. Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:


A. Keselamatan arus listrik

1. Arde listrik peralatan sinar-x
Arde dilakukan dengan menghubungkan permukaan metal/logam pada pesawat sinar-x ke tanah melalui konduktor tembaga. Konduktor ini bisa berupa:
Satu lempeng tembaga yang ditempelkan ke permukaan metal/logam dari meja pemeriksaan, tuas penyangga tabung, tranformator dan control consoul dan menghu-bungkannya ke tanah. PERHATIKAN BETUL BAHWA LEMPENG LOGAMNYA BENAR-BENAR MENEMPEL.
Satu konduktor bumi yang terdapat pada kabel utama dari pesawat sinar-x bergerak (mobile unit) yang terhubung pada bagian akhir dari rangkaian pesawat yang membutuhkan arde dan ujung yang lain pada konduktor bumi di dalam colokan listrik (pulg socket).
INGAT, penggunaan kabel penyambung (extention cable) atau adaptor akan meng-hambat kelancaran kerja dari konduktor bumi dan jangan digunakan, kecuali jika tidak terdapat alternatif lain. Tetapi, jika harus menggunakan kabel penyambung harap diingat ukuran dan besar kabel harus sama dengan kabel utamanya dan kedua ujung ardenya harus benar-benar tersambung dengan baik.

PERIKSALAH SECARA TERATUR KABEL DAN SAMBUNGAN PADA KEDUA UJUNG dengan kondisi seperti di bawah ini:
Karet pembungkus kabel. Jika terdapat potongan atau kerusakan hendaknya segera diperbaiki atau diganti.
Sambungan antara ujung kabel dan colokan listrik. Karet pembungkus kabel hendaknya terlindung di dalam kotak colokan listrik.
Kotak colokan listrik. Jika kotak ini retak atau pecah hendaknya segera diganti.
Ujung arde yang terdapat di dalam colokan listrik hendaknya terkait dengan baik. Setiap 6 bulan teknisi listrik atau petugas yang cakap harus mengecek keadaan ini. jika colokannya putus, maka jangan dimasukkan ke dalam soket listrik sampai ia benar-benar telah diperbaiki dan aman.
Catatan: Kerusakan dapat dicegah dengan penanganan yang cermat dan hati-hati terhadap peralatan sinar-x dan kabelnya. Jangan sampai kabel dalam keadaan tegang, kusut, menempel pada permukaan yang tajam saat digerakkan.

teknik pemeriksaan BNO IVP

PENGERTIAN PEMERIKSAAN BNO IVP
     Pemeriksaan radiografi dari traktus urinarius (Renal, Ureter, Vesica Urinaria, dan Uretra) dengan penyuntikan kontras media positif secara intra vena.  Tujuan pemeriksaan untuk menggambarkan anatomi dari pelvis renalis dan sistem calyses serta seluruh tractus urinarius dengan penyuntikan kontras media positif secara intra vena. Pemeriksaan ini dapat diketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras tersebut .

Anatomi Fisiologi  

        Traktus Urinarius terdiri dari sepasang Ginjal, sepasang Ureter, Vesica Urinaria, Uretra.
  • Ginjal
                        Sisi lateralnya berbentuk cembung, sisi medial cekung, sedikir pada permukaan anterior, sedikit cembung pada permukaan porterior. Ukuran ginjal 4,5 inci x 3 inci x 1,5 inci. Ginjal kiri sedikit lebih panjang dari pada ginjal kanan.
                        Letak ginjal yang normal setinggi columna vertebralis thoracalis XII s.d columna vertebralis lumbalis III dibelakang peritonium bersinggungan dengan dinding abdomen posterior. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri.
                        Pada bagian yang cekung memiliki hilus tempat transmisi dari pembuluh-pembuluh darah, limfe, syaraf dan ureter. Hilus berlanjut membentuk cavitas pusat yang disebut sinus renalis. Lapisan luar dinjal disebut substansi cortical dan lapisan dalam disebut substansi medular, permukaan luar ginjal ditutupi oleh lapisan tipis jaringan fibrosus. Substansi medular terdiri dari sekumpulan tubuli membentuk 8 s.d 15 segmen conus yang disebut pyramid yang masing-masing puncaknya membentuk sistem calyses.
  • Ureter
Panjang ureter 10-12 inci, terletak pada posterior dari peritoneum dan didepan dari musculus psoas dan processus transversum columna vertebralis lumbalis. Bagian distal berhubungan dengan vesica urinariapada tepi lateral bagian superior.
  • Vesica Urinaria
Penampungan urine, letaknya postero-superior terhadap sympisis pubis. Bentuk dan ukurannya bervariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. Kapasitasnya sekitar 700-1000 ml.
  • Uretra
Merupakan traktus urinarius paling distal, tempat ekskresi urine. Panjangnya kira-kira 1,5 inci pada wanita dan 7-8 inci pada pria.
Patologi atau Klinis Pemeriksaan
1. Hydroneprosis
    Hydroneprosis adalah distensi dan dilatasi dari renal pelvic, biasanya disebabkan oleh terhalangnya aliran urin dari ginjal (Obstruksi), Hydroneprosis biasa disebut pembesaran ginjal.

2. Pyelonepritis
    Pyelonepritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang dimulai dari saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. 
3. Renal Hypertension
    Renal Hypertension adalah Sindrom yang terdiri dari tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyempitan arteri menyuplai ginjal (stenosis arteri ginjal)
 4. Polyuria
     Polyuria adalah fisiologis normal dalam beberapa keadaan, seperti diuresis dingin, diuresis ketinggian, dan setelah minum cairan dalam jumlah besar.

5. Neprolithiasis
    Neprolithiasis adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam Pelvis atau Calyces dari ginjal.

6. Urolithiasis
    Urolithiasis adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu didalam saluran ureter.

7. Haematuria
    Haematuria adalah suatu keadaan dimana terdapat sel-sel darah merah didalam urine.

Persiapan alat dan bahan
1. Peralatan Steril
  • Wings Needle No. 21 G (1 buah)
  • Spuit 20 cc ( 2 buah )
  • Kapas alcohol atau wipes
  • Tourniquet
2. Peralatan Un-Steril
  •  Plester
  • Marker R atau L
  • Media Kontras ( Iopamario atau Omnipaque )
  • Obat - obatan emergency    


Persiapan Pasien
  1. Sehari sebelum pemeriksaan, pasien harus banyak makan makanan yang tidak beserat, misalnya bubur kecap . 
  2. Makan terakhir jam 19.00
  3. Minum obat pencahar jam 20.00, misalnya garam inggris sebanyak 30 gram atau dulcolax tablet sebanyak 6 tablet dan pagi-pagi diberi dulcolax supposituria (per anal)
  4.  Boleh minum air putih sampai jam 23.00
  5. Puasa sampai dilakukan pemeriksaan radiografi
  6. Tidak boleh banyak bicara dan merokok.


Prosedur Pemeriksaan
                                                                                       
Bila pasien telah menjalani persiapan dan telah diketahui kandungan ureum dan kreatinin dalam darah, dilakukan foto pendahuluan abdomen dengan posisi AP, menggunakan film 30 x 40 cm.

Tujuan foto pendahuluan :
-  Mengecek persiapan pasien
-  Menilai abdomen secara umum, mengetahui letak ginjal
-  Menentukan faktor eksposi selanjutnya.

Cek foto pendahuluan, bila persiapan bagus bahan kontras disuntikkan secara intra vena, biasanya pada vena cubiti, pasien dalam keadaan supine.

      Foto BNO Polos




  









  
Prosedur Pemeriksaan

Bila pasien sudah menjalani puasa sebagai langkah persiapannya, pasien harus menjalani pemeriksaan kadar ureum creatinin dalam tubuhnya. Setelah itu dibuat foto pendahuluan dengan ukuran film 30 x 40 cm  mencakup seluruh abdomen dengan posisi AP. Foto pendahuluan ini untuk mengecek persiapan pasien dan untuk evaluasi keseluruhan abdomen, mengetahui keadaan ginjal pasien dan menentukan faktor eksposi selanjutnya.
            Bahan Kontras disuntikan secara intra vena, biasanya pada vena cubiti. Pasien dalam posisi Supine.


Volume Bahan kontras sebagai berikut :
·        Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.
·        Untuk anak –anak kira –kira 2 ml per kg berat badan
·        Bila ada dugaan kegagalan ginjal ,dosis 4 ml per kg berat badan.


Pengambilan Gambar Radiografi  
  1. Foto menit ke - 5 setelah dimasukan bahan kontras.
Dilakukan foto pada 5 menit pertama dengan area jangkauan pada pertengahan proc. xiphoideus dan umbilikus. Foto ini untuk melihat perjalanan kontras mengisi sistem calyces pada ginjal. Memakai ukuran kaset 24 x 30 cm dengan posisi AP sama seperti foto Abdomen dan CR nya vertikal Kompresi Ureter dilakukan dengan tujuan untuk menahan kontras media tetap berada pada sistem pelvi calyces dan bagian ureter proximal. Kompresi ureter diketatkan setelah dilakukan pengambilan foto menit ke-5.

2. Foto menit ke - 10 bila pada foto menit ke-5 kurang baik
Bila pengambilan gambar pada pelvicalyces di menit ke lima kurang baik ,foto diambil kembali pada menit ke 10 dengan zonografi untuk memperjelas bayangan. Menggunakan kaset 24 x 30 cm mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras dengan posisi AP sama seperti foto abdomen, pertengahan (CP) di antara prc xiphoideus dengan umbilikus dan CR vertikal.

3.   Foto menit ke – 30  
Setelah menit ke 30 kompresi dibuka dan di ambil gambar dengan menggunakkan kaset ukuran 30 x 40 cm. Di beberapa Rumah Sakit setelah menit ke 30 diharuskan meminum air yang banyak. Foto ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal mensekresikan bahan kontras, tapi di beberapa Rumah Sakit tidak. dengan posisi AP sama seperti foto abdomen dan CR nya vertikal 

4. Foto menit ke – 60 

Setelah masuk ke menit 60 dibuat foto BNO lagi dengan kaset 30 x 40 cm. Setelah hasil rontgen dikonsultasikan pada radiolog dan dinyatakan normal maka pasien diharuskkan mixi kemudian di foto kembali. Jika radiolog menyatakan ada gangguan biasanya dilakukan foto 2 jam. dengan posisi AP sama seperti foto abdomen dan CR nya vertikal.

5. Foto Post Void
Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri. dengan posisi AP sama seperti foto abdomen dan CR nya vertikal.


Contoh gambaran Radiografi pemeriksaan BNO IVP

Foto menit ke - 5












Foto Menit ke - 10












Foto menit ke - 30














Foto menit ke - 60














Foto Post Void














Saran :


v           Untuk kompresi sebaiknya jangan menggunakan bola tenis,agar pasien merasa nyaman dan tidak masuk gambaran.
v           Menggunakan kontras yang non ionik dan menyiapkan premedikasi.
v           Sebelum memasukan bahan kontras, melakukan skin test.
v           Bila persiapan kurang baik, pasien di sarankan agar buang air besar.


CATATAN : SETIAP RUMAH SAKIT MEMPUNYAI CIRI KHAS MASING-MASING UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN BNO IVP , KHUSUS NYA DALAM HAL TEKNIK PENGAMBILAN FOTO, MENIT YANG DI GUNAKAN PUN BERBEDA-BEDA

sacrum

Dalam anatomi vertebrata sakrum (jamak: sacrums atau sacra) adalah tulang besar segitiga di dasar tulang belakang dan pada bagian atas dan belakang rongga panggul, di mana ia dimasukkan seperti irisan antara dua tulang pinggul. Bagian atasnya terhubung dengan vertebra lumbalis terakhir, dan bagian bawah dengan tulang ekor (tulang ekor). Pada anak-anak, terdiri dari biasanya lima vertebra yang tidak disatukan mulai antara usia 16-18 sekering dan biasanya benar-benar menyatu menjadi satu tulang pada usia 26.

Hal ini melengkung pada dirinya sendiri dan ditempatkan miring (yaitu miring ke depan). Hal ini kyphotic - yaitu, cekung menghadap ke depan. Dasar proyek ke depan sebagai promontorium sakralis internal, dan berartikulasi dengan vertebra lumbalis terakhir untuk membentuk sudut sacrovertebral menonjol. Bagian tengah melengkung ke arah luar posterior, memungkinkan ruang lebih besar bagi rongga panggul.